TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru bicara militer Israel mengumumkan, dua rudal diluncurkan dari Yaman menuju Israel pada Senin (7/7/2025) dini hari.

Serangan tersebut disinyalir sebagai serangan balasan oleh kelompok Houthi dari serangan udara Israel di Yaman.

Juru bicara tersebut mengatakan rudal ditembakkan dari wilayah Yaman.

Otoritas setempat menyatakan mayoritas serangan masih bisa ditangani melalui upaya intersepsi sistem pertahanan Israel.

"Sistem pertahanan kami sedang berupaya untuk mencegat ancaman ini," kata juru bicara tersebut, dikutip dari MEMO.

Saat serangan diluncurkan, wilayah udara Israel bergemuruh.

Sirene peringatan diaktifkan di beberapa wilayah, termasuk Tepi Barat, Laut Mati, Yerusalem, dan Gush Etzion.

"Sirene diaktifkan di beberapa wilayah setelah rudal diluncurkan dari Yaman. Rinciannya sedang diperiksa," tambah juru bicara tersebut.

Kemudian pada pagi harinya, Komando Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi “insiden tersebut telah berakhir.”

Menurut sumber militer, tembakan rudal oleh kelompok Houthi merupakan respons langsung terhadap serangan udara Israel yang dilakukan sebelumnya hari itu.

Pesawat tempur Israel dilaporkan menembakkan sekitar 50 peluru dan rudal selama serangan fajar.

Baca juga: Rincian Wilayah Israel yang Disasar 11 Rudal Houthi Yaman Hari Ini: Diklaim Tak Mampu Dicegat

Menteri Pertahanan Israel Katz kemudian mengumumkan peluncuran “Operasi Bendera Hitam” terhadap kelompok Houthi, dan menggambarkan serangan itu sebagai “operasi yang tidak biasa.”

Target Israel

Israel telah menyerang sasaran Houthi di tiga pelabuhan Yaman dan sebuah pembangkit listrik, kata militer Israel pada Senin pagi, menandai serangan pertama Israel terhadap Yaman dalam hampir sebulan.

Serangan terhadap pelabuhan Hodeidah, Ras Isa dan Salif serta pembangkit listrik Ras Qantib disebabkan oleh serangan berulang Houthi terhadap Israel, kata militer.