Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis
tag populer

UMKM Bergantung pada Ojol, Menteri Maman Minta Hubungan Aplikator-Driver Tetap Kondusif

Fleksibilitas kemitraan dinilai berpihak pada keberlangsungan usaha, kesejahteraan mitra pengemudi, dan pertumbuhan UMKM di ruang digital.

Tribun X Baca tanpa iklan
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in UMKM Bergantung pada Ojol, Menteri Maman Minta Hubungan Aplikator-Driver Tetap Kondusif
Istimewa
UMKM OJOL - Menteri UMKM Maman Abdurrahman setelah beraudiensi dengan manajemen Maxim di Jakarta, Rabu (21/5/2025). Ia meminta agar aplikator dan driver ojol tidak berpolemik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyebut dalam ekosistem digital, pengusaha UMKM seperti penjual makanan, minuman, dan toko kelontong sangat bergantung pada layanan pengantaran dari ojek online (ojol).

Karena itu, ia menegaskan komitmen menciptakan ekosistem kemitraan yang kondusif antara pengemudi ojek online, aplikator, dan merchant UMKM.

Setelah beraudiensi dengan manajemen Maxim di Jakarta pada Rabu (21/5/2025), ia mengatakan Kementerian UMKM berkepentingan menjaga stabilitas dan kondusivitas industri transportasi online.

Baca juga: Pengemudi Ojol Temui Komisi V DPR, Usulan Audit Aplikator Mencuat hingga Wacana Pemanggilan Menhub

Hubungan antara aplikator dengan pengemudi ojol serta merchant UMKM di dalamnya termasuk kepentingan yang akan dijaga.

"Ekosistem digital kita jangan sampai terganggu hanya karena polemik tarif," kata Maman dikutip dari siaran pers pada Kamis (22/5/2025).

"Kami ingin agar semua pihak saling memahami karena aplikator dan pengemudi ojek online saling membutuhkan. Tanpa salah satu di antara itu, roda ekonomi digital tak akan berputar," jelasnya.

Menurut Maman, fleksibilitas kemitraan di industri ojol ini menjadi solusi terbaik yang ada.

Rekomendasi Untuk Anda

Fleksibilitas kemitraan dinilai berpihak pada keberlangsungan usaha, kesejahteraan mitra pengemudi, dan pertumbuhan UMKM di ruang digital.

Terkait dengan demonstrasi transportasi online yang terjadi, salah satunya terkait tuntutan tarif potongan 10 persen, Maman mengajak semua pihak untuk tidak berpolemik.

"Tidak perlu berpolemik. Kalau ada yang kurang berkenan dengan skema tarif di satu aplikator, bisa beralih ke pilihan lain yang lebih sesuai, prinsipnya fleksibilitas untuk semua,” ujarnya.

Ia menyebut tiap aplikator memiliki kebijakan tarif bagi hasil yang berbeda, dan fleksibilitas ini harus dijaga.

Dia mencontohkan, mitra ojek online yang menginginkan potongan tarif 10 hingga 13 persen dapat memilih aplikasi seperti Maxim atau inDrive.

Koperasi Kemitraan Ojol

Saat ini, kata Maman, Kementerian UMKM sedang mengusulkan pembentukan koperasi kemitraan bagi mitra ojek online di tiap aplikator.

Koperasi ini diharapkan menjadi wadah penguatan ekonomi kolektif mitra ojek online. 

Koperasi ini juga disebut akan berperan dalam pengadaan atribut kerja seperti jaket dan helm serta layanan simpan pinjam atau usaha lainnya.

"Dari koperasi, kita bisa mendorong semangat usaha dari anggota untuk anggota," ucap Maman.

"Ini juga sejalan dengan gagasan Koperasi Merah Putih yang sedang Pemerintah galakkan,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas